My Days at Samosir

Setelah super duper hectic dengan jadwal Kampus, Dusun, dan kegiatan lainnya. Akhirnya saya bisa berangkat ke Samosir!
Awal cerita begini, Om Andi diundang Dinas Pariwisata Samosir untuk jadi pembicara disalah satu pelatihan yang mereka selenggarakan khusus untuk pada Kepala Desa yang ada di Pulau Samosir. Singkat cerita, materi selesai saya kerjain dan saya ikutan nimbrung ke Samosir. Kegiatan pelatihannya di Parbaba Beach Hotel yang punya satu spot foto kece di cafetarianya. Tapi, sayangnya saya ga sempat foto disitu karena keburu waktu dan jadwal yang lumayan padat. Parbaba Beach Hotel sendiri letaknya di tepi Danau Toba banget. Jadi, dari jendela ruangan pelatihan keliatan tuh Pantai Pasir Putih-nya. Tapi lagi-lagi saya ga bisa mabil foto karena lupa bawa charger hp, jadinya pinjem punya Bu Yuli dan pakainya gantian. Ohiya, Bu Yuli (Istri Om Andi) dan Galuh (Anak Bungsu Om Andi) juga ikut ke Samosir, "mumpung Galuh libur" kata Bu Yuli.

Di Samosir Ada Apa Aja?
Nah! Jangan tanya saya wkwk. Ini juga baru kedua kalinya saya ke Samosir. Dan yang pertama juga karena kerjaan. Waktu itu isi acara outing-nya BPN Rokan Hulu di salah satu hotel disini, yang saya lupa namanya. Hotel Silontang kalau gasalah. Kelar dari acara BPN ini, saya dan tim nangkring di Tabo Cottage sambil nunggu perahu penyebrangan jemput buat balik ke Parapat.



Kalau masalah keindahannya, gausah sangsi deh. Samosir itu bentang alamnya luar biasa indah! Terlalu indah untuk dinikmati sendiri, tanpa pasangan *halllaaah*. Bukit, Danau, Sawah, Kebun, haduuuuh semua seperti tertata rapi untuk kita nikmati. Gacukup rasanya kalau cuman sehari di Samosir ini. Ada banyak pilihan wisata yang bisa dinikmati, sesuai dengan gaya travelling kita masing-masing.

Itinerary
27 April 2019 Parbaba Beach Hotel - Air Terjun Eferata - Bukit Holbung - Tabo Cottage
28 April 2019 Tabo Cottage - Parapat - Medan

Pas perjalanan menuju Parapat di tanggal 25 April, kami singgah sebentar di Tebing Tinggi untuk ketemu dan makan siang bareng Cece Grace, Sahabat Dusun Kreatif dari Sekolah F Tandean Tebing Tinggi. Nah, Cece ngajakin untuk liburan bareng ke Madu Efi Brastagi di tanggl 27 April. Sekalian dia ajak anak-anak muridnya jalan-jalan disana. Eh, ditanggal pas tanggl 27 April, ketika acara bareng Dinas Pariwisata Samosir kelar, Om Andi berubah pikiran dan wacana ke Madu Efi bareng Cece Grace batal. 

Air Terjun Efrata

The Places!
Dari Parbaba Beach Hotel, kami lanjut keliling Samosir. Melewati jalan-jalan yang Om Andi pernah pergi bareng Bhimo (Anak Tengah Om Andi). Samosir ini indahnya luar biasa. Dilihat dari mana saja, bagus. Bikin mata jadi segar dan ga mau pulang

Kami berenti sebentar untuk trekking mendaki bukit untuk melihat sisi samosir dari atas bukit. Jalan yang kami daki 70%nya adalah batuan dan kemiringannya lebih 45 derajat! Percayalah! Bu Yuli dari awal udah ogah buat ikutan naik. Ditambah lagi Saya dan Galuh yang pengen pipis. Tapi terus Om Andi bilang gini, "Naik dulu. Diatas ada toilet". Kalimat itu yang buat Saya sama Galuh ikutan mendaki. Yang bener aja di atas ada toilet. Kagak ada! Setelah setengah jam mendaki, Om Andi nyeletuk lagi, "Dah nih pipis disini aja. Dibalik batu gede". Ingin rasanya ku lemparkan saja batu besar ini ke tengah danau. Huh. 

Setelah ambil foto sana-sini dan hampir ke pleset karena ambil posisi di jurang yang curam buat foto bagus, kami akhirnya turun dari bukit -yang-Saya-ga-tau-namanya-haha- dan lanjut ke Air Terjun Eferta.

Sampainya di Air Terjun Efrata, kami ketemu dengan Kepala Desa yang baru aja balik dari Pelatihan Dinas Pariwisata Samosir di Parbaba Beach Hotel. Air terjun ini lumayan tinggi dan airnya dingin banget. Beda dengan air terjun kebanyakan yang warna airnya bening, seger, dan minta diminum, air di air terjun ini warnanya cokelat kemerahan. Ciri khas air dari tanah gambut. Saya jadi teringat kampung Papa di Rimbo Panjang, Tambang, Riau yang airnya juga cokelat kemerahan seperti ini. Bedanya, air di kampung Papa ga dingin. Tiket masuknya Rp7.000 dan parkir Rp5.000 untuk mobil termasuk sangat murah kan? Foto-foto sebentar dan diskusi dengan Bapak Kepala Desa lalu kami lanjut ke Bukit Holbung.

Ohiya, di Air Terjun Efrata ini sudah ada layanan bus antar jemputnya. Jadi untuk temen-temen yang mau mengunjungi Air Terjun Efrata, setelah tiba di Pelabuhan Ambarita, bisa langsung naik busnya. Dalam satu hari ada 3 jadwal bus tersebut ke Air Terjun Efrata. Info lengkapnya mungkin boleh googling aja ya hehe. Soalnya saya ga naik bus ke sini.


Di Bukit Holbung, tiket masuknya saya ga pasti sih berapa, tapi untuk 4orang dan parkir mobil, dikenakan Rp30.000. Menaiki anak tangga sebanyak 99 buah,  kami disuguhi pemandangan yang cantikkk banget. Bukit ini jadi lokasi berkemah yang murah meriah untuk kalangan milenial dari berbagai sudut Sumatera Utara. Tapi, bisa dibilang belum banyak yang tau lokasi ini. Baguslah, pikir Saya. Habisnya Saya kesal sendiri ketika sampai di atas, ketika mau mengambil foto, Saya tersandung batu besar yang menurut tebakan Saya bekas alas masak teman-teman yang berkemah. Ketika selesai berkemah, batunya disingkirin dong! Kan bikin ga nyaman pengunjung lain. mana sampah botol air mineral dan bungkus mie instan dimana-mana. Haduh. Sayang sekali jika tempat seperti ini dikunjungi orang-orang apatis dan egois, cuman bisa bikin sampah aja buat apa. 

Tebak dong, di Bukit Holbung lagi-lagi kami ketemu dengan Kepala Desa yang baru aja ikut Pelatiha Dinas Pariwisata di Parbaba Beach Hotel. Mumpung ketemu dengan Kepala Desanya, Saya dan Om Andi banyak berdiskusi tentang pengembangan Bukit Holbung kedepannya dan strategi-strategi seperti apa untuk mengatasi sampah dan menumbuhkan sikap peduli pengunjung.




Dari atas bukit, Saya melihat sapi-sapi (atau kerbau ya? eh lembu, bukan?) sedang mencari makan di lereng-lereng bukit yang terjal dan tebak donggg, beberapa menit kemudian saya lihat anak kecil pakai baju kuning pergi menghampiri kerbau-kerbau itu untuk diajak kembali ke kandang. Pemandangan ini indah sekali, ya Allah.



Sambil mendaki, disempanjang jalan Saya mengumpulkan bunga kering ini. Ga tau apa namanya, tapi saya ingat Kintan sebut ini "Pompom Kering". "Oleh-oleh buat Kintan" pikir Saya. 


Diperjalanan pulang dari Bukit Holbung dan menuju ke Tabo Cottage, Kami singgah sebentar di tepi jalan untuk menikmati persawahan yang indah sekali karena ada batu-batu ditengah sawahnya. Super cantik. Ditambah lagi awan kala itu sedikit menebal tapi tidak mengurangi cahaya matahari yang menghampiri bumi. Cukup untuk dapat foto yang bagus.



Sebelum ke Tabo Cottage, kami singgah sebentar di Le Tona untuk makan malam. Ternyata di Samosir ada juga nih cafe cozy yang bikin betah. Makanannya juga enak-enak dan ga terlalu mengikuti selera bule. Ya, bisa dibilang cafe ini cocok untuk semua orang, mereka tidak menjadikan turis mancanegara sebagai target utama mereka. Ditambah lagu-lagu lawas Inggris dan lampu kuning dimana-mana membuat suasana cafe ini menenangkan. Cocok untuk makan malam setelah seharian lelah berkelana. Saya pesan Pizza Meat Lover. Tadinya pengen pesan Pizza Andaliman, tapi berhubung saya cukup pemilih dan tidak terlalu ramah dengan makanan baru, yaudah Pizza Meat Lover aja.

Pizzanya enak banget! Seriusss~ ga boong! PizzaHit mah kalah. Rotinya lembut dan ga terlalu tebal. Porsi dagingnya pas dan saus tomatnya ga bau tomat! (Saya gasuka saus tomat yang bau tomatnya kemana-mana sampai sekampung mesti tau kalau itu saus tomat, huh). Selera Saya akan Pizza terpenuhi sekali disini. 




Selamat pagi dari Tabo Cottages!


Saya super duper suka dengan cottage satu ini. Dari tepi jalan nampaknya biasa saja, tapi ketika sudah masuk, wuuuu!!! Asri sekali sodara-sodara!!! Kebanyakan pengunjung disini adalah turis mancanegara. Wajar saja karena pemiliknya adalah orang Jerman yang menikah dan menetap di Samosir. Roti disini juga enak-enak banget, masyaAllah! Wajar ya, soalnya roti-roti disini kualitas Jerman semua, coyy~~


Saya menyempatkan untuk berenang bareng Galuh disini. Airnya lumayan dingin dan bikin menggigil tapi pemandangan disekitarnya bikin saya ogah untuk udahan. Gimana dong, padahal kaki tangan gemetar ga karuan karena kedinginan. 45 menit didalam air dan saya menyerah. 




Selesai berenang dan menghangatkan badan, saya keliling lagi untuk ambil foto-foto bagus. Banyak sekali spot foto bagus disini, saya sampai bingung mau mulai dari mana dulu. Ohiya, didekat tepi dnaau, ada sebuah pondok khas Suku Batak yang punya 3 lantai plus sofa empuk untuk menikmati danau toba dari ketinggian. Benar-benar indah!!!




Sekitar pukul 10 pagi Kami checkout dan menuju ke Pelabuhan Ambarita untuk nyebrang ke Parapat. It's time to say, See You Samosir!!!



Comments