Puisi

Beberapa hari menghabiskan waktu di rumah dengan segala macam pekerjaan yang (alhamdulillah) lumayan banyak dan menumpuk karena saya terlalu mager untuk "menyentuh" pekerjaan di waktu libur. Iseng, akhirnya saya lebih milih buka-buka social media ketimbang nyelesain kerjaan (bukan untuk ditiru). Sosmed lagi rame sama berita ASEAN GAMES, First Travel sampai cerita Afgan yang "diusir" dari panggung Prambanan Jazz. Explore Instagram juga penuh sama potret betapa indahnya bridemaid nikahannya mbak medinazein. Sampe-sampe sepupu saya nyeletuk "W pengen bikin seragaman kaya gitu, tapi kakak w ga jelas kapan naik pelaminan". YouTube home saya dipenuhi sama Niana Guerrero yang super imut ya Allah. Haha. Saya sampe ngimpi lo punya anak ntar bakal selincah Niana, hehe.

Bongkar-bongkar YouTube sampe abisin 3GB dalam waktu kurang dari jam, akhirnya saya nemuin channel-nya Luthfi Aulia. Dia youtuber yang suka bikin short movie gitu. Dan suaranya bagus, beneran! Yang jomblo, boleh tu dengerin coverannya doi, terus seakan-akan dikirimin vn sama mantan, HAHAHA!

Stalking saya akan Abang Luthfi Aulia ini pun berlanjut sampe ke Instagram, ask.fm dan channel-nya befourian.

Satu kata! Creative!


Eh ada lagi! Produktif!


Kalau ditanya, video favorit saya itu yang "Aku Kamu dan Jarak" yang di upload di channel-nya befourian. Tonton deh, asli bikin baper. Pengambilan gambarnya, cara ngeditnya, color grading-nya dan yang paling utama, puisinya! BAGUS!!

Aku, kamu dan jarak

3 kata yang menggambarkan kita saat ini.
Saat dimana malammu
Adalah siang untuku

Saat dimana rindu.

Tak bisa di bayar dengan pertemuan.
Hal semula yang kita anggap mudah.
Malah menjadi penghambat.

Aku dan  Kamu .  . Memang ada. .

Di bawah langit yang sama.
Namun hangat senja yang menyelimutimu.
Dapat  melelehkan putih salju di atapku.

Aku, kamu dan jarak.

Situasi yang seharusnya tidak  di sesali.
Tapi harus kita jalani.
Ini tidak akan lama.

Waktu akan membayar semuanya.

Karna tidak akan ada yang sia-sia.
Kita bertahan bersama.
Meski di titik yang berbeda.

Cukupkan bahagia kita.

Meski hanya dalam 1 dering pesan.
Yang jadi lebih berharga.
Dari sekedar ajakan kencan.

Aku, kamu dan jarak.

Bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Namun masih mungkin di atasi.
Dengan satu kata "PERCAYA".

Aku, kamu dan jarak . . .
(Befourian - Aku Kamu dan Jarak)


Iya nih, beberapa bulan belakangan, semenjak selesai baca novel Dilan, saya jadi penikmat puisi yang juga sok-sok-an bikin puisi. Tapi kalau kalian tanya siapa penyair favorit saya, saya ga tau! Saya ga pernah terpatok untuk menikmati satu penyair saja. Semua saya lahap! Selama itu puisi.
Virus-baca-buku-dilan saya sebarin ke Adji, temen TK yang saya lupa kalau kita pernah jadi temen TK. Saya kasih tau dia kalau novel Dilan bagus. Dan bahasan kita tentang novel Dilan merembet kemana-mana. Salah satunya ke bakatnya Adji bikin puisi.

Lupa sih, dari mana awalnya, sampai akhirnya dia banyak bikin puisi dan dikirim ke saya. gara-gara itu, saya jadi salah satu penikmat terberat puisi-puisi Adji. Kalimat ini kalau si ulat-nangka itu baca, yang ada gede kepala dianya.

Nih, saya udah izin ke dia untuk share salah satu puisi-nya yang baru-baru ini dia kirim ke saya.

Hujan
Lagi ...

Dan aku masi berkutak dengan masalah yang sama,
Tentang kepada siapa baiknya aku berpihak.

Kepada Aqidahku? 

Atau pada ketakutanku akan kau yang bisa saja jatuh ke tangan bangsat lain,

Dinda ...

Jika nanti pilihanku salah,
Maafkan
Itulah aku dengan segala kuranganku.
Tapi jika pilihanku tepat,
Berjanjilah tuk sayangi aku sebagai mana kau menyayangi sepatu - sepatu mahalmu itu ...

(Hujan - adjirosadi)


Jadi, kamu juga suka puisi?

Comments