Menjadi Seorang Perempuan

Desclaimer :
Kenapa ada "(essay)" dijudul post ini? Karena sebenarnya tulisan "Menjadi Seorang Perempuan" ini untuk seleksi debat nasional yang Universitas Negri Padang adakan. Tapi berhubung saya belum pede untuk ikut lomba itu sendirian dan dikarenakan ada banyak alasan lainnya (iya, Bila ni banyak alasan memang-_-) jadilah tulisan ini ga jadi saya kirim hehe. 

Jadi, daripada mubazir di folder laptop, lebih baik di share dan silahkan kalian nilai apakah tulisan ini sudah pantas disebut "essay" dan pantas untuk mengikuti lomba. 

Mohon kritik dan sarannya :)




-Menjadi Seorang Perempuan-

Perempuan adalah pusat dari kehidupan sebuah keluarga. Semua perempuan memiliki kodrat yang sama, menjadi ibu, menjadi istri, menjadi pondasi berdirinya sebuah keluarga. 


Banyak yang mengatakan, baik buruknya sebuah negara bisa dilihat dari kualitas penduduk perempuannya. Kalimat ini tentu memberi pandangan pada  kita seberapa berpengaruhnya kaum perempuan dalam berdirinya sebuah negara. Karena, negara maju berawal dari sumber daya yang baik, berpendidikan dan tentu saja cerdas. Dan sebagai mana yang kita tahu, bahwa pendidikan dasar yang setiap manusia temukan adalah di rumah. Ibu memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam keberhasilan pendidikan dasar ini. 

Dari hal diatas dapat di simpulkan bahwa perempuan merupakan tonggak penentu berdirinya sebuah negara, tonggak yang menentukan kokoh atau tidaknya sebuah negara. Lantas, perempuan seperti apa yang sebuah negara butuhkan untuk tetap kokoh? Tentu saja perempuan cerdas yang berpendidikan dan berakhlak mulia. Dari sini, sudah dipastikan bahwa orang-orang yang menganggap bahwa kaum perempuan tidak butuh pendidikan yang layak karena hanya akan berakhir di dapur adalah salah. Jelas-jelas disebutkan dalam salah satu hadist kewajiban mencari ilmu yang bunyinya, "mencari ilmu itu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan" (HR Ibnu Abdil Barr). Jadi tidak ada alasan suatu organisasi pemerintahan melarang gerak kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan setinggi-tingginya. Untuk kasus di Indonesia, berterimakasihlah pada RA Kartini, yang berkatnya, masyarakat Indonesia akhirnya sadar bahwa perempuan juga layak untuk mendapatkan pendidikan selayaknya kaum laki-laki.

Lalu? Setelah pendidikan yang layak didapatkan oleh kaum perempuan, apa peran perempuan dalam era globalisasi ini?

Sangat banyak. Peran perempuan di era globalisasi ini tidak hanya mencakup aspek pendidikan generasi-generasi penerus bangsa, tapi juga sebagai tameng keluarga. Menjadi perempuan di era globalisasi seperti ini, perempuan tidak boleh lemah. Perempuan harus mandiri, tegar dan cerdas dalam menghadapi pereubahan-perubahan yang era globalisasi ciptakan. Perempuan harus cukup cerdas dalam memilah perubahan mana yang baik bagi dirinya dan keluarga, dan perubahan mana yang tidak sepatutnya dikonsumsi oleh keluarganya. Karena, walau bagaimanapun, perempuan (bersama pasangannya) bertanggung jawab atas kesejahteraan, kebahagiaan dan pembinaan terhadap generasi penerus bangsa ini. 

Selain itu, perempuan juga berperan sebagai anggota masyarakat, warga negara dan warga dunia yang juga berperan sebagai penjaga ketentraman dan kedamaian lingkungan serta pembawa perubahan menuju dunia yang lebih baik. 

Besarnya peran perempuan di era globalisasi ini sinkron dengan makin eksisnya kaum perempuan diberbagai bidang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya profesi yang dulu kerap dilakukan oleh kaum laki-laki, kini perempuan membuktikan bahwa mereka juga bisa, bahkan tak kalah baik jika diadu kualitasnya. Contohnya, juru parkir, supir bus, montir, bahkan kepala desa dan presiden sekalipun. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal seperti, tuntutan ekonomi misalnya. Inilah yang selama ini kita kenal dengan kesetaraan gender.

Kesetaraan gender membuktikan kepada dunia bahwa kaum perempuan bukan kaum yang lemah. Kaum perempuan adalah kaum yang mandiri dan tangguh. Dipihak lain, kesetaraan gender dianggap sebagai jalannya kaum perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam hal apapun. Jelas anggapan ini salah, islam memandang laki-laki dan perempuan dengan adil dan tanpa diskriminasi. Laki-laki dan perempuan memiliki derajat dan kedudukan yang sama di mata-Nya. Laki-laki dan perempuan mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam menjalani tugas spiritualnya. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dalam bentuk yang sangat baik dan kedudukan yang terhormat dan adil dalam memberikan tugas dan fungsi masing-masing.

Tapi mengapa saya mengatakan bahwa anggapan perempuan memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki dalam berbagai hal adalah salah? Karena sudah dijelaskan dalam Surat An-Nisa ayat 34 yang artinya, "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka" (QS An-Nisaa': 34)

Jelas bahwa laki-laki lah yang memimpin kaum perempuan. Perempuan tidak dilarang untuk menuntut pendidikan yang tinggi, tapi perlu digaris bawahi bahwa tujuan perempuan dalam menuntut ilmu bukan semata-mata untuk jabatan tinggi dan harta yang banyak, tapi untuk membangun generasi. Perempuan tidak dilarang untuk berkarier dan mempunyai jabatan tinggi, hanya saja perempuan harus tau kodratnya sebagai istri dan ibu. Perempuan harus bisa menyeimbangkan kehidupan kariernya tanpa melupakan semua kewajibannya dalam keluarga. 

Jadilah perempuan cerdas dan berkualitas tanpa melupakan kodrat dan tugas.


Yeah itu tadi tulisan yang katanya "essay" hahaha. Ini saatnya saya minta kalian untuk judge tulisan ini apakah pantas untuk ikut lomba essay. Silahkan komen di comment section dibawah dan saya menerima segala jenis kritik dan saran. Entah itu baik atau buruk silahkan sampaikan dengan cara kalian. 

Terimakasih

Syapna.

Comments

  1. tulisan anda sudah bagus namun anda harus menegaskan posisi anda sebagai pihak pengamat, dari esai yang anda tulis saya masih mendapatkan kerancuan yang membuat saya gagal paham akan tulisan anda. Saran saya, anda sebaiknya menentukan tujuan tulisan dibuat yang mana tujuan tersebut haruslah benar-benar urgen untuk dibahas. Jika ini sudah ada, saya yakin anda bisa menulis dengan baik

    ReplyDelete
  2. Sebagai seorang pemula yg juga baru tahu tentabg esai, saya tidak bisa memberikan penilaian karena masih terlalu noob. Tapi, saya berterimakasih karena telah memberi saya tambahan ilmu. Matursuwun.

    ReplyDelete
  3. Bagus, kata per kata mudah dipahami.
    Tapi, ada beberapa kalimat yang penulis tulis tidak di jabarkan. Terima kasih dan maaf

    ReplyDelete

Post a Comment