Senioritas

Kemarin siang, ada email masuk yang saya terima berupa notifikasi upload-an youtube nya Kak Gita. Karena memang sedang tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikan, saya memutuskan untuk menonton videonya yang "Pandangan Gue (Kak Gita) Tentang Senioritas".

Saya mau bilang kalau saya itu penggemar berat tulisan-tulisan Kak Gita di Blog, saya senang dengan cara dia berfikir dan memandang suatu masalah dari sudut pandang yang bisa dibilang "sedikit berbeda" dengan saya. Karena rasa kagum akan pandangan-pandangan dan tulisan-tulisannya itu, kebanyakan saya setuju dengan apa yang Kak Gita utarakan dalam setiap tulisannya. Termasuk tentang senioritas kali ini. 

Ada yang ingin saya sampaikan mengenai; S-E-N-I-O-R-I-T-A-S


Sebelum saya jabarkan gagasan saya, akan lebih baik jika saya uraikan terlebih dahulu pengertian senioritas. 

Menurut beberapa sumber, senioritas adalah hubungan antar individu maupun kelompok yang memiliki jenjang umur yang berbeda dan berada dalam satu lingkungan yang sama. 

Baca juga : Senioritas?

Sebenarnya, Senioritas itu sendiri sudah ada sejak lama dan berbeda dengan masa kini yang menganggap senioritas tersebut dari kacamata negatif, jaman dahulu perkembangan manusia bisa sejauh ini karena adanya transfer ilmu dari satu manusia ke manusia lain. Inilah konsep dasar dari senioritas, berbagi. Iya, BERBAGI. 

(Menurut sebuah sumber) Jaman dahulu kala, manusia memiliki jangka umur yang tidak lama. Mereka akan meninggal di umur 15-20 tahun disebabkan berbagai hal, bisa karena keracunan makanan, diterkam hewan buas atau meninggal karena peperangan. Banyak sekali alasan untuk manusia meninggal dalam usia muda.  Namun hal ini tidak berlaku bagi semua manusia, karena ada sebagian kecil dari mereka yang bisa bertahan hidup hingga 40 tahunan. Mereka yang memiliki umur hidup lebih lama ini dianggap sebagai orang "sakti" yang memiliki kemampuan tinggi dalam bertahan hidup (senior) dan dari sinilah senioritas itu berasal. Mereka yang mampu hidup lebih lama tentu saja sangat dihormati karena mereka dengan senang hati memberikan ilmu dan tips dalam bertahan hidup kepada orang lain (junior) sehingga populasi manusia dengan umur lebih lama semakin bertambah.

Baca juga : Dinamika Senioritas

Sudahkah kalian pahami akan makna sebenarnya dari senioritas? 

Jadi, awal dan cikal bakal senioritas itu sendiri sebenarnya ada pada sisi positif, berbagi. Tapi, karena kesombongan dan rasa "dibutuhkan" menjadikan mereka yang berilmu merasa berkuasa dan akhirnya semena-mena dengan orang lain terkhusus mereka yang dianggap tidak berilmu.

Jika kita melihat senioritas dari lingkup kampus, masyarakat awam (dalam hal ini orang tua dan mahasiswa baru) melihat senioritas sebagai sifat ingin menang sendiri, bullying, berkuasa dan menakutkan yang berdalih ingin mengayomi junior, melatih mental junior dan lain sebagainya. 

Hal tersebut memang tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar juga. Mungkin tujuannya baik, tapi prakteknya yang menyalahi aturan. Tidak semua kampus atau organisasi kampus menerapkan senioritas yang seperti saya jelaskan diatas. Contohnya di Kampus saya. 

Di Kampus saya, (secara umum) tidak mengenal yang namanya senior yang ingin menang sendiri, membully junior, sok berkuasa dan lain sebagainya. Berbeda halnya jika melihat ke masing-masing sifat individu si senior, ya.

Berbicara mengenai kampus-kampus yang menerapkan senioritas yang "mengerikan", sebagai contoh, kasus meninggalnya 3 mahasiswa UII saat menjalani Pendidikan Dasar Mapala. Lihat betapa "salah pahamnya" mereka akan makna senioritas itu sendiri. Bagaimana mungkin kegiatan yang seharusnya bertujuan untuk melatih peserta mengenal alam lebih baik, bagaimana bertahan hidup di alam dan tujuan baik lainnya, malah di salah gunakan sebagai ajang pamer kekuasaan. 

"Saya melahirkan anak saya dengan rasa sakit dan keringat yang tidak terbayangkan oleh kalian, saya membesarkan anak saya dengan kasih sayang, tenaga, uang dan harapan penuh bukan untuk kalian pukuli dan siksa hingga kehilangan nyawanya."
Dalam pikiran saya, mungkin itulah yang orang tua korban rasakan.

Entah itu dengan kekerasan atau tidak, yang pasti tujuan dari senioritas adalah membimbing junior untuk bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan baru dan meneruskan budaya berbagi pengalaman. Karena bagaimana pun, senior sudah lebih dulu mengalami segala suka duka dikampus. Berbagi pengalaman ini bertujuan agar kelak si junior bisa lebih efektif dan efisien dalam menjalani kehidupan kampusnya.

Potret senioritas di Kampus saya. Btw, ini foto saya dan senior semester 5 yang nge-camp bareng di Bukit Gundul


Yang ingin saya sampaikan adalah mari perbaiki pemahaman kita akan senioritas.

Jika kamu berada pada "level" junior, jadilah junior yang menyenangkan, yang enak diajak berbagi, yang menerima hal postitif yang seniormu coba berikan dan tolak dengan halus hal negatif yang seniormu coba sebarkan. Karena sesungguhnya tidak semua senior baik, selayaknya manusia, senior juga ada yang baik dan ada yang buruk.

Tidak. Saya tidak menyuarakan agar kalian menjauhi senior yang "buruk". Sesungguhnya ada hal baik yang bisa kalian ambil dari setiap senior bahkan senior yang "buruk" sekalipun. Silahkan saumsikan sendiri makna "senior buruk" diatas.

Dan jika kalian ada pada level senior, jadilah senior yang membimbing tanpa menjerumuskan, membagi tanpa pamrih, mengayomi tanpa rasa sok berkuasa dan jangan ragu untuk mengakui kelemahan yang kalian punya. Jangan sombong, jangan menganggap bahwa junior bukan apa-apa. Karena sesungguhnya, menjadi senior juga punya kelemahan. Dan junior juga punya kelebihan yang mungkin tidak kalian punya. 

Berhenti menjadi tong kosong yang nyaring bunyinya. Berkoar-koar menyuarakan kekuasaan, kesana-kemari mencari pengakuan, tapi tak ada satupun kualitas diri dan prestasi yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain (juniormu). Percayalah, kualitas diri dan prestasi akan menyeret pengakuan orang lain bersamanya. Cukup dengan berprestasi dan menaikkan kuallitas diri maka dengan sendirinya kamu akan terkenal dan disegani. Ditambah lagi jika ilmu yang kamu punya, dibagi dengan cuma-cuma, percayalah semua orang akan segan dan hormat padamu.

Punya pendapat yang berbeda? 
Komen, yuk


Syapna 

Comments