My Life After High School

Satu tahun lebih sudah saya menyandang status sebagai "mahasiswa" dan sudah banyak pula cerita-cerita yang bisa dikenang. Sayangnya, tidak banyak yang saya ingat. Hanya beberapa yang sekiranya "pantas" untuk diingat (hehe)

Post kali ini akan membahas bagaimana perbedaan saat saya sebagai seorang siswa dan saya yang sekarang menjadi seorang mahasiswa. Perbedaan yang terjadi tidak terlalu banyak tapi spesifik, (if you know what i mean)


Kupu-Kupu

Let me tell you, di masa SMA dulu saya adalah orang yang aktif dalam segala maca kegiatan di Sekolah, seperti pensi, perayaan hari besar, promnite, olimpiade antar sesama siswa maupun antar sekolah dan bahkan mempersiapkan koreografi untuk penampilan kelas. Untuk acara-acara pensi ataupun perayaan lainnya, kebanyakan saya berkontribusi dalam bidang pertunjukan, entah itu dancer, mc, modelling atau bahkan menjadi penanggung jawab jalannya sebuah acara. Semua itu saya lakukan karena merasa bahwa membuat orang lain terhibur itu menyenangkan.

Ini waktu perayaan Sumpah Pemuda tahun 2014
Muka-ku aneh, iya aku tau :)

Tapi di masa kuliah, saya bukan lagi orang yang senang selalu tampil menonjol, dilihat semua orang dan bergabung dalam suatu organisasi untuk membuat sebuah pertunjukan. Bukannya saya "gamau capek", tapi ini lebih ke.... apa ya, kata lainnya, menjadi pusat perhatian, baik dalam suatu forum maupun dalam pertunjukan itu sendiri. Saya membatasi gerak orang lain dalam "melihat" saya dengan tidak mau ikut dipusingkan dengan hal-hal yang menyangkut persiapan sebuah acara.

Entahlah, saya merasa saya menemukan hal baru yang rasanya lebih senang untuk saya kerjakan daripada harus sibuk dalam suatu organisasi dan menyiapkan segala hal tentang sebuah acara. Saya tidak mengatakan bahwa "saya benci berorganisasi di Kampus". Tidak, bukan itu begitu. Saya hanya merasa bahwa suasana Kampus secara keseluruhan belum membuat saya nyaman sepenuhnya. Orang-orang didalamnya, hal yang dibahas didalamnya, passion masing-masing anggotanya sampai dengan acara yang akan dilaksanakan. Sampai sekarang saya tidak menemukan alasan untuk bergabung dan berkontribusi besar dalam organisasi kampus. Mungkin ada alasannya, tapi bukan alasan utama yang sifatnya memaksa. Maaf jika kalian mengenal saya sebagai "kupu-kupu".

Hal Baru

Salah satu hal yang membuat saya merasa tidak lagi menjadi orang yang "sama" dikampus adalah saya menemukan hal baru yang lebih senang untuk saya lakukan dibanding hal lainnya. Saya adalah orang yang membosankan ketika SMA tapi jadi lebih membosankan ketika kuliah. 

Ibaratnya gini :
Sekolah : "ada tugas? oh yaudah lah. Toh temen sebangku juga ga ngumpul"
Kuliah : "Kumpul aja bil, tugasnya. Bodo amatlah mereka ngumpul apa engga, toh nilai masing-masing kok. Saya punya tanggung jawab yang berbeda dari mereka"

Jangan tanya ada berapa teman yang dulunya sangat dekat dengan saya dan sekarang memutuskan untuk menjauh dan menjadi "sekedarnya saja".

Makin membosankan ya si Bila ini?

Menurut saya, dulu, saat SMA, saya tidak terlalu memikirkan bahwa pelajaran adalah hal terpenting. Saya bukan manusia super yang bisa ahli dalam segala cabang ilmu (seperti apa yang sekolah-sekolah harapkan; nilai tinggi di setiap pelajaran). Saya hanya mengedepankan beberapa ilmu saja, seperti matematika contohnya. Bahkan jika kalian sekarang tanya ke saya tentang sedikit ilmu biologi yang dipelajari di SMA, saya akan jawab, "Aku ga pernah ingat apa-apa di biologi selain pernah membedah katak dan merasa the real surgeon, setelah mengobrak-abrik perut katak untuk nyari ginjalnya" (percayalah, sampai sekarang saya ga yakin, itu memang ginjal katak atau bukan, tapi mirip). Itu karena saya tidak peduli dengan biologi. Saya tidak peduli karena saya tidak pernah punya minat untuk bekerja atau berkecimpung di dunia yang berhubungan dengan biologi.

Nah, kalau sekarang? Sudah jadi pilihan saya untuk mengetahui lebih dalam ilmu sipil, jadi saya harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah saya pilih, ini yang saya inginkan dan lagi pula ada banyak hal yang saya korbankan seperti waktu, energi dan materi untuk bisa menggandeng "anak-teknik-sipil" setelah nama saya. Jadi tidak ada alasan saya untuk menyia-nyikan ini. 

Waktu untuk hal yang lebih "berguna"

Well, dimasa SMA yang tidak terlalu banyak tekanan datang, membuat saya lebih bisa menikmati jalannya waktu. Maksudnya begini, saya masih bisa ikut bimbingan belajar dengan ketawa-ketiwi bareng teman-teman, bisa enjoy dan ga merasa bersalah saat ga ngumpul pr, makan di mana aja dan nongkrong kapan aja tanpa mikirin uang jajan cukup ga buat esok hari dan hal menyenangkan lainnya. Kalimat barusan bisa dibaca juga dengan : waktu selama SMA mau itu waktu kosong atau tidak, saya tidak menggunakannya dengan baik, sembarangan, tanpa membuat prioritas, santai dan tentu saja merugikan.

Tapi kuliah ga seindah bakal jadi semerugikan itu lagi, coy. 24/7 kayanya ga cukup. Waktu dalam hidup cuman abis buat mikirin tugas, laporan dan catatan. Ohiya, jangan lupakan saya yang mengadu pada rembulan ditengah malam ditemani rintikan hujan tentang mata kuliah dari antah berantah yang ga pernah bisa dicerna otak saya yang imut-imut ini. Kasihan ya, saya. Ini lebay, please. Setiap ada free time dan semua tugas udah aman, nongkrong di cafe adalah pilihan utama bareng teman-teman kampus dan dihabiskan dengan me time masing-masing individu dengan laptop atau hp karena wifi gratis yang cafe sediakan,

Menyedihkan? Iya
Apakah saya sedih? TIDAK!

Saya merasa selama kuliah saya bisa mengatur waktu dengan baik, membuat prioritas dengan tepat dan tersenyum sebelum tidur sambil bergumam "good job, bils!" karena semua kegiataan yang ada di to do list sudah terlaksana dengan baik. Walaupun ini terlihat sederhana bahkan mungkin tidak ada apa-apanya dimata kalian, untuk saya ini adalah sebuah kemajuan dalam diri. Sebuah prestasi.

Stress

Semua orang yang saya jumpai akan mengatakan "kuliah lebih ribet ketimbang SMA, coy". Lebih ribet artinya kemungkinan untuk stress lebih besar. Begitu pula saya. Kuliah itu ribet. Banyak tugasnya. Dosennya mood-mood-an. Memori otak full, bikin bego. Stress lah pokoknya. Tapi ya balik lagi, tanggung jawab, brohh!! Syapna goes to 20yo, nih! Masa masih mau ninggalin tanggung jawab gt aja, HAHA

Money Management

Waktu SMA ga ada tuh keluhan-keluhan "Makan nasi 8rb ajalaa, cekak ni" atau "Gosah kemana-mana dulu napa we, hilal belum nampak ni"

Hilal belum nampak = ga ada uang. KERE!

Waktu SMA tu kayanya bebassssss basss basss banget mau makan dimana aja, kapan aja, sama siapa aja. Ga kepikiran tuh, "Simpen uangnya, uang sekolah udah mahal jangan boross". Kalau dari segi kondisi dompet nih, masa SMA indah deh.

Tapi faedahnya, dengan uang jajan yang menyeret-amat-sangat-menyeret-dan-membuat-jalannya-proses-kuliahku-terseok-seok ini, saya jadi bisa mengatur keuangan dengan baik. Walaupun compang-camping dengan uang jajan yang tak-seberapa-tapi-harus-tetap-disyukuri ini, saya masih bisa makan diluar bareng teman-teman, ikutan liburan-ala-kadarnya saat weekend bahkan menabung untuk planning liburan di akhir semester (doain jadi yaaa hehe)

Kemudian, akhirnya saya menyesali sesuatu. Kalau saat SMA saya sudah bisa mengatur keuangan dengan begini hematnya, mungkin tiap taun saya udah loncat-loncat kemana-mana (dibaca : liburan).

Yasudahlah

Jadikan pelajaran, masa lalu bukan untuk disesali.





Let me know, apa bedanya kalian yang dulu dengan kalian yang sekarang?

Syapna


Comments

  1. hahaha.... sama, aku juga ngerasain kaya gitu. jadi kupu2 & jadi orang yang membosankan semenjak mulai kuliah, stres mikirin tugas yang nggk sesantai jamannya sma dulu. tapi ya itu dia faedahnya, lebih bisa mengatur uang & waktu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillahnya juga jadi makin dewasa kan, poy? Bodo amatin ajala apa orang bilang. Btw, Sukses ya poy, kuliahnya!!!

      Delete
  2. Nice post bil! Gatau kenapa seneng deh baca blog kamu wkwk
    Btw postannya yg ini ngena bgt wkwk
    Salam kenal bil! ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Tiara, Terimakasih udah baca, Alhamdulillah kalau suka. Baca yg lain juga yaaah hihi. Salam kenal jugaaa

      Delete

Post a Comment